Jumat, 29 November 2024

Contoh Tugas : Artikel Peran dan Fungsi Direktorat Jenderal Imigrasi

 

Tinjauan Peran dan Fungsi Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Imigrasi Dari Berbagai Perspektif

Sumber : lapan6online.com

Sebagai pelaksana tata Kelola kehumasan di organisasi Direktorat Jenderal Imigrasi, Sub Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) memiliki peran vital terhadap pengembangan sistem informasi dan dokumentasi untuk pengelolaan informasi dan publikasi mengenai keimigrasian di Indonesia. Mulai dari peran sebagai komunikator yang membuka akses saluran komunikasi kepada publik, fasilitator yang menjembatani pemerintah dengan aspirasi publik, diseminator informasi keimigrasian, katalisator untuk membentuk dan memengaruhi pendapat publik, serta prescriber yaitu penasihat pimpinan dalam penentuan suatu kebijakan. 

Keberadaan Humas Ditjenim juga hadir sebagai representasi dari intansi publik yang memiliki salah satu tujuan esensial berupa pelaksanaan komunikasi secara internal maupun eksternal. Secara internal, komunikasi yang dilakukan berupa penyampaian informasi dan instruksi antara pimpinan dengan anggotanya dan antar anggota dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Secara eksternal, komunikasi yang dilakukan berupa jalinan relasi dan pembentukan kerja sama dengan instansi lain. Selain itu, peran komunikasi juga krusial dalam rangka membangun citra dan reputasi organisasi, membangun kepercayaan publik terhadap organiasasi, membantu penyebaran informasi kepada Masyarakat, dan mendukung transparansi serta akuntabilitas organisasi. Dalam rangka memenuhi tujuan komunikasi tersebut, Humas Ditjenim sendiri telah menggunakan strategi berupa:


1)     Penggunaan sarana berupa media sosial dan media massa sebagai saluran komunikasi

2)     Melakukan produksi media yang berisi informasi terkait keimigrasian

3)     Menyedikan saluran komunikasi dua arah

4)     Menerapkan strategi komunikasi krisis untuk mengatasi permasalahan yang timbul di masa mendatang.

Di sisi lain, Humas Ditjenim juga menjalankan beberapa fungsi terhadap organisasi, yaitu membangun dan mempertahankan citra Ditjenim melalui penyediaan informasi terkait kebijakan dan program yang telah dibentuk, Menjadi penghubung antara organisasi dengan Masyarakat, serta menjalankan fungsi manajemen komunikasi berupa perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemasukan dalam pengelolaan informasi. Sedangkan bagi stakeholder Ditjenim, Humas berperan penting dalam menjembatani dan memfasilitasi proses komunikasi yang dilakukan antara organisasi dengan para stakeholder.

Berdasarkan observasi saya terhadap strategi komunikasi yang sudah berjalan, Humas Ditjenim telah menunjukkan kinerja yang baik dalam menjalankan fungsi kehumasan. Hal tersebut tercermin pada:

1)     Menyediakan platform penyediaan informasi melalui media sosial seperti instagram yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan publik terhadap informasi keimigrasian, contohnya terdapat dua akun instagram dengan sasaran kelompok yang berbeda, yaitu @ditjen_imigrasi untuk WNI dan @indonesiaimmigration untuk WNA.

2)     Melakukan manajemen krisis terhadap situasi darurat, seperti melakukan penanganan terhadap masalah errornya sistem pusat data nasional oleh Kominfo dengan cara melakukan menginfokan masalah tersebut sesegera mungkin melalui media sosial, lalu melakukan update perkembangan sistem setiap harinya, dan siap siaga menanggapi keresahan masyarakat.

3)     Membangun reputasi dan citra positif organisasi di mata publik dengan cara menjalin komunikasi melalui media sosial, mensosialisasikan kebijakan pemerintah melalui media sosial, dan menanggapi saran dan masukan dari masyarakat sehingga mendapatkan kepercayaan publik.

Di samping itu, terdapat beberapa masukan yang dapat saya berikan terhadap Humas Ditjenim, mulai dari peningkatan transparansi informasi keimigrasian, peningkatan respon yang cepat terhadap keluhan masyarakat mengenai layanan keimigrasian, baik itu melalui website, live chat, ataupun media sosial, lalu pembentukan kolaborasi dengan media internasional, serta perbaikan jaringan informasi dan komunikasi dalam pelayanan keimigrasian, contohnya mengenai SDUWHV yang ramai dikeluhkan oleh masyarakat mengenai ketidakjelasan informasi dan lemahnya website yang dijadikan sebagai sarana pendaftaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar