Langsung ke konten utama

Contoh Tugas : Teks Cerita Sejarah Pribadi

                                                 TEKS CERITA SEJARAH PRIBADI

PENGALAMAN PERTAMA MENGIKUTI LOMBA PMR

 



 

 

Disusun oleh:

Annisa Tenri Rawesompa

XII IPS 1

Absen 05

 

SMA NEGERI 2 CIBINONG

Jalan Karadenan No. 5 Cibinong, Bogor 16913 Telp/fax. (0251) 8654347

Web: www.sman2cibinong.sch.id

E-mail : info@sman2cibinong.sch.id

 

 

Tahun 2020





Namaku Annisa Tenri. Aku lebih akrab disapa dengan panggilan Nisa, Nisten, atau Tenri. Saat itu, aku masih berumur 16 tahun dan merupakan seorang pelajar kelas 2 SMA di SMAN 2 Cibinong. Di sekolahku, hari Jumat pukul 15.00 WIB merupakan waktu bagi setiap murid untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Sore itu, aku dan teman-temanku, Nida, Nadhilla, dan Aneeta bersiap untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler PMR (Palang Merah Remaja) di ruangan UKS. Saat memasuki ruangan UKS, sudah terlihat beberapa temanku yaitu Mujahidah, Nisrina, Dimas, dan Anas.

“Darimana saja kalian ? kita sudah menunggu lama.” Anas bertanya dengan muka masam..

“Maaf Anas, ini kami membeli beberapa kudapan untuk kalian karena kami telat.” Jawab Aneeta.

Setelah itu, kami berbincang sambil memakan beberapa kudapan.

Tiba-tiba pintu ruangan UKS terbuka.

“Assalamualaikum semuanya!” ucap Kak Hasya sambil berjalan memasuki ruangan UKS.

Ka Hasya merupakan Ketua PMR yang saat itu masih kelas 3 SMA. Ka Hasya tidak sendiri, ia ditemani oleh Wakil Ketua PMR yaitu Kak Zahra.

 “Waalaikumsalam Kak Hasya dan Kak Zahra!” jawabku.

Aku dan teman-temanku duduk melingkar sehingga dapat terlihat wajah setiap anggota PMR.

“Jadi hari ini saya akan memberitahukan, bahwa kita akan mengikuti lomba di SMAN 3 Depok.” ungkap Kak Hasya.

“Nama lombanya yaitu SAFETY 2019, dan akan dilaksanakan tanggal 12 Oktober 2019. Karena kalian belum pernah mengikuti perlombaan, kami rasa ada baiknya jika kalian mencoba yang satu ini,” Kak Zahra melanjutkan ucapan Kak Hasya.

Aku dan teman-temanku terkejut mendengar hal tersebut.

“Mengikuti lomba? Wah! Ini kesempatan yang bagus!” ungkap Nida.

“Benar! Aku rasa kita harus mencobanya!” Nisrina menjawab ucapan Nida dengan penuh semangat.

“Tetapi waktu yang tersisa hanya sekitar 3 minggu lagi, ditambah ekskul kita yang belum memiliki pelatih. Bagaimana ini?” tanyaku.

“Tidak apa-apa, aku rasa kita dapat mempelajari materinya dari internet, dan jika kita melakukan latihan secara intensif, aku yakin kita pasti bisa!” jawab Nadhilla.

“Baiklah kalau begitu! Hari ini akan aku persiapkan materinya,” ucap Aneeta.

“Baiklah, Aneeta,” aku dan anggota PMR lainnya menanggapi ucapan Aneeta.

Sejak hari itu, aku dan anggota PMR yang lain setuju untuk mengikuti lomba dan berlatih terus menerus setiap minggu. Sebelumnya, aku memang belum pernah mengikuti perlombaan non akademik. Sehingga, aku sempat berpikir bahwa aku tidak mungkin menang dalam perlombaan itu. Terlebih lagi, karena pengetahuanku mengenai materi PMR masih terbatas. Namun, teman-temanku memberikanku semangat agar aku mampu berlatih tanpa memikirkan kegagalan. Di perlombaan nanti, aku dan Nida dipasangkan oleh Kak Hasya untuk mengikuti lomba PP (Pertolongan Pertama). Kak Hasya mengatakan bahwa ia percaya aku dan Nida mampu mengikuti perlombaan ini.

“Kalian harus semangat mempelajari materinya, ya! Aku tau ini tidak mudah, tapi percayalah kalian akan mendapatkan banyak pengalaman baru disana!” ucap Kak Hasya sambil tersenyum.

Aku dan Nida terdiam sejenak ketika mendengar ucapan Kak Hasya. Kata-kata itu memotivasi kami untuk tidak mudah menyerah.

Tepat sehari sebelum perlombaan dimulai, seluruh anggota PMR berkumpul di ruangan UKS. Seluruh anggota diberikan arahan mengenai perlombaan besok.

"Mengenai transportasi, ayahku bisa memberikan tumpangan kepada kalian.” ucap azizah.

"Mengenai konsumsi, sudah disiapkan beberapa makanan ringan, tetapi jangan lupa untuk membawa bekal dari rumah, ya!" Ucap Mujahidah melanjutkan.

"Dan yang terakhir, mengenai logistik sudah saya persiapkan dengan baik," sambung Dimas.

Kak Hasya tersenyum dan berkata, "Saya ingin terima kasih untuk semua teman-teman yang bersedia meluangkan waktu dan tenaga kalian untuk perlombaan besok. Apapun yang terjadi nanti, saya harap kalian semua mendapatkan pembelajaran serta pengalaman baru disana. Sekarang, kalian boleh pulang dan beristirahat. Jangan lupa besok berkumpul jam 7 pagi di depan gedung sekolah."

Setelah itu, Kak Hasya dan Kak Zahra pamit pulang mendahului anggota PMR lainnya. Ruangan UKS terlihat masih ramai, meskipun sudah pukul 16.55 WIB. Murid-murid lain terlihat sedang bersiap pulang. Tetapi, aku dan anggota PMR lain yang tersisa masih berlatih untuk perlombaan besok.

"Sepertinya waktu latihan kita masih belum maksimal. Bagaimana ini?"  tanya Anas.

"Bagaimana jika kita berlatih di rumah seseorang diantara kalian? Yang dekat saja," jawab Dimas.

"Di rumahku saja, karena dekat dari sekolah." Ucapku.

Nadia berseru, "Jadi, kita semua berlatih di rumah Nisa, ya!"

Semua anggota mengiyakan ucapan Nadia.

Akhirnya, aku dan anggota PMR lainnya berangkat bersama ke rumahku. Disana, aku dan yang lain berlatih dengan penuh konsentrasi, serta menjalankan shalat berjamaah. Tak terasa, waktu telah menunjukkan pukul 19.10 WIB. Setelah beribadah, aku dan teman-teman menyantap nasi goreng bersama. Semua orang yang ada di sana terlihat begitu menikmati makanannya. Setelah selesai makan, satu persatu anggota PMR yang berada di rumahku mulai berpamitan untuk pulang.

“Sebelum pulang, bagaimana jika kita berdoa bersama untuk keberhasilan perlombaan besok?” ucap Aneeta.

Anas menjawab, “Boleh sekali! Dipimpin oleh Dimas, ya?”

Dimas mengangguk. Akhirnya, malam itu semua orang yang berada di rumahku berdoa bersama untuk pelaksanaan hari esok. Semua orang terlihat begitu khusyuk dan mengaminkan doa yang Dimas ucapkan.

Sabtu, 12 Oktober 2019. Akhirnya hari perlombaan tiba. Pagi itu, aku bangun lebih awal dari biasanya. Setelah bangun, aku langsung melaksanakan shalat subuh dan mandi. Aku berangkat ke sekolah jam 06.15 WIB. Setelah sampai, terlihat beberapa orang sudah menunggu untuk berangkat ke SMAN 3 Depok, tempat dilaksanakannya perlombaan.

“Siapa yang belum hadir?” tanya Ka Hasya.

“Sudah lengkap semuanya,” jawab Ka Zahra.

Setelah semua anggota sudah lengkap, aku dan anggota lainnya naik ke mobil Azizah, lalu berangkat ke SMAN 3 Depok. Di dalam mobil, aku mengulang kembali materi-materi yang telah kami pelajari selama latihan bersama Nida.  Meskipun materi yang aku dan Nida pelajari hanya bersumber dari internet dan buku, tetapi aku tetap merasa optimis untuk menang. Tak terasa, 30 menit telah berlalu. Akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Aku dan anggota PMR lainnya berkumpul sebelum memasuki gedung SMAN 3 Depok. Saat berjalan menuju gedung sekolah tersebut, terlihat banyak sekali peserta yang mengikuti perlombaan ini. Ada yang merupakan murid SMP, dan ada pula yang merupakan murid SMA. Ada yang berasal dari Kabupaten, ada pula yang berasal dari Kota. Warna seragam yang dipakai pun berbeda-beda. Semua orang terlihat siap mengikuti perlombaan ini. Setelah menunggu beberapa menit, aku dan anggota PMR lainnya akhirnya masuk dan bersiap mengikuti upacara pembukaan.

“Terima kasih bagi kalian semua yang sudah mengikuti acara ini! Saya harap kalian bersenang-senang dan mendapat banyak kenangan disini! Tidak lupa juga, semoga kalian pulang dengan membawa ilmu yang bermanfaat! Dengan ini, saya sebagai ketua panitia SAFETY 2019, resmi membuka acara ini!”.

 Begitulah sambutan dari ketua panitia acara, yang menandakan bahwa perlombaan ini akan segera dimulai. Satu persatu anggota PMR memasuki ruang tunggu sesuai perlombaannya masing-masing. Aku dan Nida memasuki ruang tunggu lomba PP (Pertolongan Pertama). Peserta diperkenankan membawa telepon genggam dan tas PP yang berisi alat-alat untuk perlombaan nanti.

“Nanti kalian akan dipanggil sesuai urutan untuk masuk ke ruangan perlombaan. Kalian boleh berlatih disini. Untuk yang pertama, silahkan tim dari SMAN 3 Depok untuk memasuki ruangan perlombaan,” ucap panitia perlombaan.

 Seketika, jantungku berdegup cepat. Aku merasakan tanganku bergetar dengan sendirinya. Rupanya, aku merasa gugup.

“Nida, bagaimana ini? Aku merasa gugup,” tanyaku.

Nida menjawab, “Aku juga, tapi aku yakin kita pasti bisa, Nisa! Lebih baik kita mengulang materi saja agar tidak gugup.”

Aku mengiyakan ucapan Nida. Akhirnya, aku dan Nida berlatih sambil menunggu giliran dipanggil.

Tiba-tiba, nama sekolah kami terpanggil.

“Selanjutnya, silahkan untuk tim dari SMAN 2 Cibinong untuk memasuki ruangan perlombaan.” panitia perlombaan berbicara sambil mencari tim dari sekolahku.

 Aku dan Nida beranjak dari tempat duduk, lalu berjalan menuju ruangan yang telah ditunjukkan.Tidak lupa, aku dan Nida berdoa dalam hati agar perlombaan berjalan dengan lancar. Saat memasuki ruangan tersebut, terlihat sudah ada dua juri yang menunggu. Aku dan Nida mengambil satu kasus, lalu kami diberikan waktu 13 menit untuk menangani kasus tersebut. Saat itu, aku dan Nida mendapat kasus seorang anak jatuh pingsan saat sedang melaksanakan kegiatan upacara. Setelah membaca baik-baik, aku dan Nida bersiap-siap untuk menangani kasus tersebut.

"Waktu dimulai dari... 3.. 2.. 1..!" kata panitia perlombaan.

Waktu telah dimulai. Aku berusaha untuk mempraktikkan materi-materi PP (Pertolongan Pertama) yang telah aku pelajari selama latihan, salah satunya yaitu penanganan terhadap orang yang pingsan.

"Waktu habis!" Teriak panitia perlombaan.

Perlombaan akhirnya selesai. Aku diberi hasil penilaian oleh juri, selain itu juri juga memberikan koreksi terhadap penangananku selama perlombaan tadi. Meskipun hasilnya tidak memuaskan, tetapi aku dan Nida bangga mendapat hasil tersebut.

Aku berjalan bersama Nida keluar ruangan perlombaan.

"Akhirnya selesai, ya!" ungkap Nida.

Aku menjawab, "Iya! Saatnya makan dan menunggu hasil kejuaraan!"

Aku dan Nida menikmati bekal makanan yang telah dibawa dari rumah masing-masing. Setelah itu, anggota PMR yang lain satu persatu ikut berkumpul untuk makan bersama. Disana, aku juga menonton banyak perlombaan. Aku menunggu hasil perlombaan selama beberapa jam. Akhirnya, pukul 17.45 pengumuman juara perlombaan dimulai. Setiap tim yang menang dipanggil untuk maju ke depan dan menerima piala. Pembacaan juara perlombaan dimulai dari lomba PK (Perawatan Keluarga), lomba presentasi, lomba jurnalistik, lomba tandu tutup mata, dan yang terakhir yaitu lomba PP (Pertolongan Pertama).

Dan saat pengumuman juara lomba PP, aku berdoa dalam hati dan berharap bahwa aku dan Nida mampu menjadi juara. Aku memejamkan mata sambil mengepalkan tanganku.

“Juara ke-3 lomba Pertolongan Pertama jatuh kepada… Selamat kepada SMKN 2 Depok!” ucap pembawa acara.

Aku terdiam dan masih memejamkan mata. Aku berharap masih bisa memenangkan juara ke-2 ataupun juara ke-1. Namun, ternyata nama sekolahku tidak terpanggil. Artinya, aku dan Nida tidak mendapat juara. Aku membuka mata, lalu melihat ke arah Nida. Di sebelahku, Nida membeku.

“Tidak apa-apa, tetap semangat ya kalian berdua! Perjalanan kalian masih panjang!” kata Kak Hasya sambil tersenyum lebar.

“Siap, kak! Untuk perlombaan selanjutnya, aku akan berlatih lebih sering lagi!” Jawabku.

Aku menyemangati Nida yang masih terlihat sedih. Meskipun aku dan Nida belum berhasil untuk menang, tetapi sekolahku menjadi juara ke-1 lomba jurnalistik oleh Kak Seno, serta menjadi juara ke-3 lomba tandu tutup mata oleh Anas dan Azizah.  Setelah pengumuman selesai, aku dan anggota PMR lain berfoto bersama di depan spanduk lomba. Lalu, aku pulang bersama teman-teman lain menggunakan KRL. Nisrina turun di Stasiun Citayam, aku, Anas, Mujahidah, Dimas, dan Azizah turun di stasiun Bojong Gede, sedangkan Nida turun di Stasiun Cilebut. Meskipun lelah, tetapi menaiki kereta di malam hari bersama teman-teman merupakan salah satu kenangan yang menyenangkan.

Di sekolah, perlombaan yang PMR ikuti menjadi buah bibir para murid, terlebih karena PMR akhirnya berhasil mencetak prestasi kembali setelah beberapa tahun tidak mengikuti perlombaan apapun. Mengikuti perlombaan SAFETY 2019 di SMAN 3 Depok merupakan kenangan yang begitu berkesan bagiku. Apalagi, karena aku benar-benar belajar dan berlatih intensif bersama Nida, karena ekskul PMR tidak memiliki pelatih untuk mengajarkanku materi PP (Pertolongan Pertama). Aku belajar banyak dari pengalamanku ini. Aku merasa senang telah mengikuti perlombaan tersebut, meskipun belum berhasil menang. Aku mendapatkan ilmu baru, pengalaman baru, dan bahkan teman baru. Hal-hal itulah yang membuat pengalamanku ini menjadi pengalaman pertama mengikuti lomba PMR yang tak terlupakan bagiku.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Tugas Makalah Seni Musik : ANALISIS MUSIK KONTEMPORER KARYA SLAMET ABDUL SJUKUR

  MAKALAH SENI MUSIK ANALISIS MUSIK KONTEMPORER KARYA SLAMET ABDUL SJUKUR “TETABUHAN SUNGUT”   Disusun Oleh : Annisa Tenri R. XII IPS 1 Absen 05     SMA NEGERI 2 CIBINONG Jalan Karadenan No. 5 Cibinong, Bogor 16913 Telp/fax. (0251) 8654347 W eb: https://sman2cibinong.sch.id/ E- mail : info @ sman2cibinong . sch . id     Tahun 202 1 KATA PENGANTAR             Pertama-tama, penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Meskipun banyak kesulitan dalam membuat makalah ini, namun penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Elita Sari, S.Pd. , selaku guru mata pelajaran seni musik kelas XII yang telah memberikan tugas ini. Karena dengan materi yang telah diajarkan, penulis dapat menyusun makalah ini secara mandiri. Penulis membuat makalah dengan j

ANALISA KASUS PELANGGARAN HAK DAN KEWAJIBAN PKN

ANALISA KASUS PELANGGARAN HAK Judul Kasus : Pria Beristri 3 Nikahi Gadis 12 Tahun, Paman Korban: Kok Tega Nambah Lagi 1) Ringkasan kasus: Seorang anak berusia12 tahun dinikahi pria berinisial NW (45) di Desa/Kecamatan Siliragung.Paman korban bercerita pria yang menikahi keponakannya secara siri tersebut telah memiliki tiga istri. Pernikahan ini menjurus pada eksploitasi terhadap anak. Kejadian ini terungkap setelah kedua orang tua kandung si gadis mendatangi kediaman Ketua RT dan Kepala Dusun Krajan. Saat itu, mereka bercerita jika anaknya telah menikah dengan seorang pria. Alasan pernikahan itu diduga lantaran adanya kebutuhan ekonomi yang mendesak. Bahkan, pernikahan itu telah berlangsung selama 4 minggu. Sumber kasus: https://jatim.suara.com/amp/read/2020/07/15/103141/pria-beristri-3- nikahi-gadis-12-tahun-paman-korban-kok-tega-nambah-lagi   2) Analisa A. Landasan pemikiran: UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa, “setiap orang yang m

Contoh Tugas : Membuat Surat Lamaran Pekerjaan (SLP)

  Bogor, 20 Oktober 2017 Lampiran          : Satu berkas Hal                   : Lamaran Pekerjaan   Yth. Pimpinan Perusahaan Griyacom Jalan Teuku Umar No. 55 Kedaton, Bandar Lampung   Dengan hormat,   Berdasarkan informasi lowongan pekerjaan pada situs https://www.bursalampung.com/   pada tanggal 12 Februari 2020 bahwa Perusahaan Griyacom membutuhkan staf keuangan, bersama ini saya bermaksud untuk melamar pekerjaan tersebut.   Adapun keterangan mengenai diri saya adalah sebagai berikut : nama                                         : Annisa Tenri Rawesompa tempat,   tanggal lahir               : Palembang, 22 September 1995 pendidikan terakhir                  : S1 Akuntansi alamat                                       : Acropolis Karadenan blok MI 9-10 RT/RW 09/18, Cibinong telepon / e-mail                        : 085213987929 / annisatenri54@gmail.com       Untuk melengkapi beberapa persyaratan yang diperlukan, saya lampirkan satu berkas sebaga